Amey
kita sering mendengar bahwa dzikir itu adalah pengusir setan dari hati kita...
coba deh, rasakan, saat kamu marah, atw ingin melakukan hal2 tidak terpuji lainnya, ucapkanlah
"Astagfirullah"...pasti prasaanmu langsung tenang...n' (biasanya) hal2 jahat yg mau kamu lakukan itu tidak jadi...

secara psikologis, saat kamu ingin melakukan perbuatan buruk, dan ada org yg melihatmu (apa lagi klo kmu suka/cinta sm org itu!), pasti kamu langsung "Jaim" alias, "JAGA IMAGE!" hehehe..(pengalaman pribadi) itulah yg kmu rasakan saat berdzikir, kamu mengingat Allah, jadi otomatis kamu langsung inget bahwa Allah slalu mengawasimu!

"Allah is watching you!"

biasanya, klo kmu cinta sm ALlah, efek dzikir ini dasyat banget, mungkin kelakuan jahat itu sdh akan terlaksana sedikiiit lagi, tp kamu bisa mengeremnya dgn dzikir...

tp kenapa y, dzikir g selalu ampuh u/ mengerem perbuatan buruk?

umpamakan setan itu sbg anjing2 yg kelaparan...
dan umpamakan hati kita itu adalah daging (memang daging sih...) tp daging yg disukai olh Anjing.(ukh...dipikir2 jd jijik jg)

semakin banyak bumbu2 amal buruk, dan penyakit2 hatinya, semakin enak daging itu bagi anjing.
dan seperti halnya anjing yg asli, saat ia mendekati makanan kita, lalu kita usir, dy akan menjauh, tapi begitu ada kesempatan, dia pasti akan menyelinap lagi...
seperti itulah setan, jadi saat kita sedang lengah dari mengingat Allah, dia akan menyerang! menginvasi hati kita dengan virus2 dosa...

biar lebih mudah, coba ibaratkan anjing2 itu sbg pejabat2, dan harta2 yg mereka buru adalah daging yg lezat...begitulah, pejabat pasti akan selalu mencari celah agar bisa mengkorupsi lwat celah sekecil apapun!

jadi berhati2lah pada setan, anjing, dan pejabat...
krna smuanya berbahaya...
hahaha...(maaf kalo perumpamaanku agak kejam...)

original story by: ust.Jalal
rewrite by: Ame

PS : 4 tulisan hari ini, kutulis dgn berbagai modifikasi (g hafal redaksi kata2nya euy!)tp intinya sama kok!hehehe...
Amey
alkisah, ada seorang pemuda, yg menanam pohon berduri di tengah jalan...
(sy jg tidak tahu knp pemuda itu bisa iseng begitu..???)

pokonya, semakin lama, tanaman itu makin besar, menjadi semak berduri, kemudian menjadi pohon berduri...

banyak sekali tetangga dan org2 sekitar yg telah tertusuk oleh duri2 itu, mereka memprotes pada pemuda itu, supaya segera memotong phon itu.

pada zaman itu, blm ada polisi yg mengatur masyarakatnya, sehingga sang pemuda tetap saja enak2an memelihara pohon itu, dia siram setiap hari, dan dia pupuki dgn baik...
tapi lama2, pohon itu semakin besar, sang pemuda mulai kewalahan menghindari sulur2 berduri dari phonnya sendiri...

kemudian, datanglah pamong praja penertib masyarakat, mereka mendengar keluhan masyarakat dan menyuruh pemuda itu u/ segera memotong phon berdurinya.

sang pemuda tak peduli, dia terus menunda memotong pohon itu...
hingga akhirnya, dia telah tua renta...dan pohon itu semakin besar memenuhi jalan dan menggusur rumah2 sekitarnya...
saat itulah, dia berpikir u/ memotong phon itu.
tetapi sayangnya, tubuh pak tua itu telah sangat renta, sehingga mengangkat kapak pun ia tak bisa.


mari kita misalkan pohon itu sbg dosa2 kita yg menumpuk.
sebenarnya, kapak dosa2 itu adalah dzikir2 kita.yang dapat kita gunakan kapan saja untuk menebas dosa2...
tetapi banyak dari kita yg terus menunda2 u/ menebas pohon dosa kita...
hingga saat kita tua, kita tidak cukup umur lagi u/ menghapus dosa2 itu dengan dzikir setiap hari pun...

jd...mumpung masih muda (u/ kamu2 yg masih muda, U/ kamu2 yg udah tua,,,g tau deeeh! hahaha...)
banyak2lah berdzikir, krn dosa2 kita itu terus menumpuk, menyakiti hati org2 sekitar dan bahkan diri kita sendiri dengan duri dosa2 kita itu...

original story by : ust. Jalal
rewrite by: Ame
Amey
suatu hari, seorang kiai yg terkenal dengan pesantrennya, mengajak satu pesantren itu, untuk naik haji bersama2...

maka bersiap2lah satu pesantren itu, untuk menempuh perjalanan jauh menuju tanah suci, mereka berangkat dengan menggunakan kapal laut.

setelah smuanya naik di kapal dan kapal telah berjalan(semua, termasuk mbok2 tukang masak dan cleaning service). sang kiai mengontrol keadaan para santri2nya.
hingga sampailah sang kiai itu pada mbok2 tukang masak.
saat itu, sang mbok sedang sibuk mengulek sambal untuk makanan hari itu, sambil berdzikir.

sang kiai kemudian mengkritik cara mbok itu berzikir...
"mbok, cara mbok berdzikir itu salah, yg benar itu subhanallah, bukan subnallah..."

sang mbok langsung panik...
"aduh...eta catatan mbok ketinggalan! punten nyak, saya ambil dulu..."

tanpa kira2, sang mbok turun dari kapal, mendarat diatas air, dan berjalan diatasnya,...dia berlari menuju pesantren, untuk mengambil catatannya.
(kabarnya, sang kiai itu pingsan melihat sang mbok bisa berjalan di air!)

rupanya, kebiasaan dzikir sang mbok ini, lebih membekas padanya, daripada cara brdzikir sang kiai.

begitulah kawan, dzikir itu, dikatakan dlm alqur'an sbg "dzikron kasiro" yg berarti : "dzikirlah sebanyak2nya..." bukan "dzikron sholiha" yg berarti : "dzikirlah sebaik2nya"...
yg harus dilakukan itu adalah "amalan sholiha" yg berati: "beramallah sebaik2nya" bukan "Amalan kasiro" atw beramallah sebanyak2nya...

pusing?
intinya...
klo dzikir itu, yg penting adalah kuantitasnya,,,
tp klo amalan itu, yg penting adalah kualitasnya...

begitulah...
hehee..
smg kita smua bisa mengamalkan yg sebaik2nya, dan berdzikir sebanyak2nya...
bukankah dlm al-Qur'an dikatakan...
"berdzikirlah kamu, dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaring?"
jd g usah harus repot2 pake mukena dulu u/ berdzikir...
dzikir itu, dimana saja, kapan saja, dalam keadaan apapun jg...
okay?

original story : Cak NUn
retell by : Ust. Jalal
Rewrite by : Ame
Amey
seorang tua yg bijaksana, pernah bertanya pada seekor burung merak yg sedang menggugurkan bulu2nya.

wahai burung merak, mengapakah kau mau menanggalkan bulu2mu yg indah itu?
bukankah bulu2mu yg indah itu adalah anugrah yang sungguh besar dari Tuhan?
banyak penyair yg berbut ingin mendapatkan bulumu untuk diisi pena dan dijadikan media untuk menyebar luaskan ilmunya lewat tulisan...
banyak desainer yg memburu bulumu untuk menjadikannya perhiasan dalam rancangan baju2nya.
banyak wanita yg terkesima dengan keeleganan bulu2mu itu.
maka mengapakah kamu mau menanggalkannya?

sang merak melirik pak tua, dia menarik nafas, dan berkata...

wahai pak tua, sesungguhnya saya sudah capek dengan bulu2 ini, jika saya berjalan dihutan, tak henti2nya pemburu mengejarku, dan aku terlalu takut berlari dan menerobos pepohonan karna takut bulu-buluku ini kusut dan rontok...sy sudah capek, lebih baik kutanggalkan saja bulu2 pembawa celaka ini.

sambil tersenyum, pak tua bijak itu mengatakan.

kamu tidak perlu menggalkan bulu2mu itu wahai merak, kamu hanya perlu menanggalkan kecintaanmu kepada bulu-bulumu itu. jika kamu menanggalkannya, kamu akan merasa bahagia, meskipun ada org yg berusaha merebut bulu2mu itu.


begitu pula kita, manusia, kita bagaikan merak itu, dan bulu2 kita itu adalah harta, kekuasaan, dan kesenangan di dunia ini.
kita tidak harus menanggalkan bulu2 itu (meninggalkan aktivitas duniawi), tetapi kita cukup menanggalkan "Rasa cinta pada dunia" ini.
dengan demikian, kita tidak akan merasa menderita oleh "bulu2" kita itu....


rewrite by : Ame...
from:USt.Jalal....