Jam 1:30,hari Kamis tanggal 9 Desember 2010, baby Naisa meninggal dunia setelah di Neo-puff sejak jam 5 subuh kemarin.
dan langit pun menyambutnya dengan gembira...
Naisa adalah bayi yang tangguh. aku tahu itu, saat hari selasa 7 Desember 2010 ia masuk ke kamar bayi jam 11.00, (ketika itu aku dan dokter tengah berputar-putar mengelilingi bangsal untuk visite), aku dan dokter menerimanya dalam keadaan sekarat dengan vonis "meninggal" dari dokter obgyn yang telah menyuntikkan epinefrin untuk mengembalikan denyut jantungnya.Sia-sia, baby itu dibawa ke kamar bayi (NICU).
Dengan segala upaya, kami membantu dengan kompresi jantung luar, dan VTP dari neo-puff.
Dengan kondisi tali pusar yang kehijauan, dan suction yang terus-terusan mengisap mekonium yang keruh, kami mulai putus asa,,,hingga secara tiba-tiba, denyut jantung itu kembali terdengar dari stetoskop kami...
Bahagia dengan perkembangan itu, kami melanjutkan VTP. 5-30 menit pertama, orang-orang masih berkumpul mengitari Naisa, 30-60 menit kedua, perawat dkk sdh memesan makanan dan makan di dekatku, 60-90 menit ketiga, sy bertahan sekalipun banyak panggilan mengurusi bayi-bayi yg lain, 90-120 menit ke empat, sy mulai kelelahan, dan keringatan di bawah lampu pemanas bayi itu.
Tapi secara spontan, kulihat beberapa tetes urin mengalir melalui penis yang kecil itu. aku tersentak, "hei me, bayi ini masih hidup! kalau VTP nya kw hentikan, dia akan mati pada saat itu juga"...
ku ucapkan syahadat dan al-fatihah berkali-kali dengan harapan tersisipkannya setitik debu "Ar-Rahim" dari Yang Maha Kuasa kepada bayi Naisa itu, kenyataan itu sanggup membuatku memompa dengan semangat di menit 120-150...
Sungguh Maha Besar Tuhan, beberapa gerakan nafas spontan terlihat samar dari dinding dada dan perut Naisa, dengan takut-takut, aku membantunya dngan VTP mengikuti gerak nafasnya. hingga yang datang menge-cek menyuruhku menghentikan VTP dan menggantinya dengan CPAP karena nafas spontanya sudah ada.
Subhanallah, aku kembali berharap.
hingga tengah malam aku tertidur, tak ada masalah dengan bayi ku itu, aku ingat, saat sore, ayahnya datang menjenguk dan tertegun haru melihat bayinya sedang berusaha bertahan hidup.
"Dok, tadi dia berkedip!"
"dok, tadi bibirnya mencucu, sepertinya dia lapar"
"tadi tangannya bergerak dok!"
Itulah yang diucapkan ayahnya setiap kali aku melintas menengok Naisa, yang matanya sudah terbuka (meksipun jika di cek lagi, sepertinya ada skleritis), dan tangannya memang sedikit (benar-benar sedikit) bergerak. aku menyuruh ayahnya untuk terus mengawasi anaknya, agar tidak ada apneu. selain itu ku minta agar ayahnya membelikan baby oil untuk diusapkan pada kulit Naisa yang SANGAT kering (ayahnya hampir membuatku tertawa, dengan pertanyaan "apa itu baby oil dok?")...=)
aku pun tertidur nyenyak...
jam 4 pagi.
Babyku, Apneu lagi. segera saja kami mem-VTP dengan neo-puff. berharap terjadi lagi nafas spontan seperti keajaiban kemarin hari.
Tapi hal itu tidak terjadi, sekalipun kami sudah bergonta-ganti shift dari pagi-siang-malam untuk melakukan VTP, dan secercah harapan berupa "kejang" dan "grunting" dari baby naisha tidak membuat kami lebih berharap, sebab kemungkinan besar sudah terjadi hipoksia dan kerusakan otak besar. terlebih lagi saat tau, bahwa ayah dan ibunya sudah pasrah (menurut neneknya, ibunya memang malas makan selama hamil).
Jantung Naisa terus berdenyut, membuat kami tidak boleh pasrah skalipun oksigen sempat hampir habis, maupun bradykardi sering kali terjadi, dan hipotermi slalu menyertai.
Berkali-kali Kuusapkan baby oil dan tissue basah kesukaannya (kuanggap begitu, sebab ia selalu merenggut setiap kali kuusap badannya).ini membuat Naisa tetap tampak seperti bayi.Rambutnya benar-benar halus, dan kulitnya yg kering menjadi harum dan tidak membuatmu takut sekalipun warnanya biru akibat sianosis.
kuminta agar ayah dan ibunya menemani saat-saat perjuangan dengan VTP ini disampingnya. Mereka mengerti segala keadaan, dan ayah-neneknya bertahan di samping infant warmer tempat Naisa berjuang.
Sungguh, kepergian Naisa membuatku ingin berjuang lebih keras.
kuyakin langit sedang berbahagia karena menerima seorang bayi manis seperti dirinya.
*Kiss and Hugs for you baby...*
dan langit pun menyambutnya dengan gembira...
Naisa adalah bayi yang tangguh. aku tahu itu, saat hari selasa 7 Desember 2010 ia masuk ke kamar bayi jam 11.00, (ketika itu aku dan dokter tengah berputar-putar mengelilingi bangsal untuk visite), aku dan dokter menerimanya dalam keadaan sekarat dengan vonis "meninggal" dari dokter obgyn yang telah menyuntikkan epinefrin untuk mengembalikan denyut jantungnya.Sia-sia, baby itu dibawa ke kamar bayi (NICU).
Dengan segala upaya, kami membantu dengan kompresi jantung luar, dan VTP dari neo-puff.
Dengan kondisi tali pusar yang kehijauan, dan suction yang terus-terusan mengisap mekonium yang keruh, kami mulai putus asa,,,hingga secara tiba-tiba, denyut jantung itu kembali terdengar dari stetoskop kami...
Bahagia dengan perkembangan itu, kami melanjutkan VTP. 5-30 menit pertama, orang-orang masih berkumpul mengitari Naisa, 30-60 menit kedua, perawat dkk sdh memesan makanan dan makan di dekatku, 60-90 menit ketiga, sy bertahan sekalipun banyak panggilan mengurusi bayi-bayi yg lain, 90-120 menit ke empat, sy mulai kelelahan, dan keringatan di bawah lampu pemanas bayi itu.
Tapi secara spontan, kulihat beberapa tetes urin mengalir melalui penis yang kecil itu. aku tersentak, "hei me, bayi ini masih hidup! kalau VTP nya kw hentikan, dia akan mati pada saat itu juga"...
ku ucapkan syahadat dan al-fatihah berkali-kali dengan harapan tersisipkannya setitik debu "Ar-Rahim" dari Yang Maha Kuasa kepada bayi Naisa itu, kenyataan itu sanggup membuatku memompa dengan semangat di menit 120-150...
Sungguh Maha Besar Tuhan, beberapa gerakan nafas spontan terlihat samar dari dinding dada dan perut Naisa, dengan takut-takut, aku membantunya dngan VTP mengikuti gerak nafasnya. hingga yang datang menge-cek menyuruhku menghentikan VTP dan menggantinya dengan CPAP karena nafas spontanya sudah ada.
Subhanallah, aku kembali berharap.
hingga tengah malam aku tertidur, tak ada masalah dengan bayi ku itu, aku ingat, saat sore, ayahnya datang menjenguk dan tertegun haru melihat bayinya sedang berusaha bertahan hidup.
"Dok, tadi dia berkedip!"
"dok, tadi bibirnya mencucu, sepertinya dia lapar"
"tadi tangannya bergerak dok!"
Itulah yang diucapkan ayahnya setiap kali aku melintas menengok Naisa, yang matanya sudah terbuka (meksipun jika di cek lagi, sepertinya ada skleritis), dan tangannya memang sedikit (benar-benar sedikit) bergerak. aku menyuruh ayahnya untuk terus mengawasi anaknya, agar tidak ada apneu. selain itu ku minta agar ayahnya membelikan baby oil untuk diusapkan pada kulit Naisa yang SANGAT kering (ayahnya hampir membuatku tertawa, dengan pertanyaan "apa itu baby oil dok?")...=)
aku pun tertidur nyenyak...
jam 4 pagi.
Babyku, Apneu lagi. segera saja kami mem-VTP dengan neo-puff. berharap terjadi lagi nafas spontan seperti keajaiban kemarin hari.
Tapi hal itu tidak terjadi, sekalipun kami sudah bergonta-ganti shift dari pagi-siang-malam untuk melakukan VTP, dan secercah harapan berupa "kejang" dan "grunting" dari baby naisha tidak membuat kami lebih berharap, sebab kemungkinan besar sudah terjadi hipoksia dan kerusakan otak besar. terlebih lagi saat tau, bahwa ayah dan ibunya sudah pasrah (menurut neneknya, ibunya memang malas makan selama hamil).
Jantung Naisa terus berdenyut, membuat kami tidak boleh pasrah skalipun oksigen sempat hampir habis, maupun bradykardi sering kali terjadi, dan hipotermi slalu menyertai.
Berkali-kali Kuusapkan baby oil dan tissue basah kesukaannya (kuanggap begitu, sebab ia selalu merenggut setiap kali kuusap badannya).ini membuat Naisa tetap tampak seperti bayi.Rambutnya benar-benar halus, dan kulitnya yg kering menjadi harum dan tidak membuatmu takut sekalipun warnanya biru akibat sianosis.
kuminta agar ayah dan ibunya menemani saat-saat perjuangan dengan VTP ini disampingnya. Mereka mengerti segala keadaan, dan ayah-neneknya bertahan di samping infant warmer tempat Naisa berjuang.
Sungguh, kepergian Naisa membuatku ingin berjuang lebih keras.
kuyakin langit sedang berbahagia karena menerima seorang bayi manis seperti dirinya.
*Kiss and Hugs for you baby...*