Amey

Hal ini sbrnya krn aku lg malas baca. Ada bgitu banyak buku menarik yg bisa dituangkan sarinya dalam tulisan. Agar tulisanku sedikit lebih berbobot.
Tp mmg sulit jg….mencari waktu luang untuk membaca yg bukan bahan kuliah.
So, I decided to just write whatever I thought…

Ini soal kawan2ku. Hmmm…g usahlah disebutkan siapa namanya, nanti jd ghibah…
Aku teringat kata2 yg dia tuliskan dibuku sakunya:

“Bergaullah, tapi jangan tercampur”

Kata2 ini menyentuhku hingga ke palung hati. Sayangnya hal ini blm dapat ku floorkan ke diri sendiri.

Aku, bergaul dengan sepenuh jiwaku, terlihat bahwa berbagai hal yg masuk ,menstimulasiku u/ brubah dan menyesuaikan diri dgn lingkunganku. Sehingga tak jelas lagi mana karakter asliku. Aku…terkena sindrom krisis identitas.

Sebenarnya sih g tercampur2 amat. Intinya gini, aku punya banyak komunitas dengan karakter yang berbeda. Ada yang super alim, ada yang ekstrem “nakal”, ada yang aktivis, ada peneliti, ada yang biasa-biasa saja, dan ada juga yang tidak pernah menyapaku sm skali. Yah, beginilah aku, sejak SMA dulu aku mulai menyadari betapa tidak jelasnya diriku ini.

Waktu ikut tes karakter di Facebook dulu, aku mendapat tipe manusia “Ambivert”, bukan introvert, ataupun “extrovert” (pdhl wkt tes di Friendster, aku mendapat karakter ini). Sebenarnya, aku lebih setuju dibilang ambivert. Sebab, aku tidak bnr2 introvert atau pun extrovert. Aku menikmati kesendirianku, aku menikmati berada dikomunitas yang berbeda-beda, aku menikmati perbedaan-perbedaan nuansa dalam setiap komunitas itu. Semua begitu berwarna, semua begitu khas. Seringnya aku larut dalam komunitas itu. Tapi untungnya, aku jg begitu mudah keluar untuk tersedot kembali ke komunitas lainnya.

a lonely girl...within the crowd...=_=

Disinilah aku merasa, benar2 sendiri, dan kesepian. yah, org2 ambivert sebenarnya tetap merasa sendiri didalam komunitas2 itu. Aku belum menemukan tmn sejati yg bisa mengikutiku menjelajah kedalam komunitas-komunitasku. Semua punya hidup sendiri, punya jalan sndiri.

Tp tak apalah, setidaknya aku masih bergaul, ketimbang teman2ku yang lainnya, yg begitu sulit menerima dan bergaul dengan org lain. Mereka, ingin dunia ini sesuai dengan “feel” mereka. Kalo g, mrk g akan gabung dgn kelompok, atau kegiatan itu.
Aku jg bermain “feeling”, tp bedanya, feelku slalu positive untuk tiap komunitas, sehingga mudah sekali bagiku untuk menerima dinamika kelompok itu. Sedangkan teman-temanku, kebanyakan merasa negative trhdp beberapa kelompk yang menawarkan space untuk bergabung.

Yah, apapun itu…sudah jelas dunia ini adalah Yin dan Yang. Kau tak bisa kuat jika berada di garis ekstrem. Janganlah menjadi bunglon seperti diriku. Dan jangan juga menjadi community-phobist sperti tmn2ku itu.

Bergaullah, tapi jangan tercampur.....

toh, nanti di akhirat, qta bakal sendiri juga kan?