JALAN CINTA PARA PEJUANG
oleh Salim A.Fillah
sebuah pengantar advance buat para pejuang cinta...
Sungguh Luar biasa buku dengan ketebalan 340 halaman ini, aku baru saja membaca beberapa halaman, mataku rasanya jadi lekat selekat-lekatnya bagi setiap bait kata-kata yang mengalir deras dari isi pikiran sang penulis. Sungguh deras, sederas aliran air di perbatasan air terjun dan sungai...
Gagasan-gagasannya yang sungguh kaya hikmah,membuat aku terbius oleh setiap kata-katanya.
Sudah sekian lama aku tdk menemukan buku yang begitu powerful seperti buku ini.
mengapa? alasannya mudah, seperti kata paman saya,
"seseorang yang beranjak dewasa, akan semakin sulit menyelesaikan sebuah bacaan"
mungkin kalian akan bingung,
"lhoh? kenapa? apakah karena kemalasan?atau berkurangnya daya tahan mata dalam membaca?"
kalau begitu, dengarkan pamanku melanjutkan,
"karena seorang yang dewasa, sudah terlalu banyak membaca buku dan menuai pengalaman, sehingga terkadang, ia akan menghentikan bacaannya, saat ending dari buku itu mulai dapat ia tebak, atau ia sudah terlalu bosan membaca kisah atau menarik hikmah dari yang sama..."
yup, itulah kalimat ter pas, yang kurasakan telah melanda minat bacaku beberapa bulan terakhir, malas membaca sesuatu yang monoton...
Awalnya, sering aku mengeluh, dan mengutuk diri sndiri yang bahkan tidak mampu menghabiskan novel yang kata-orang best seller dan luar biasa bagus. tetapi sungguh, setelah membaca buku JCPP ini, aku sadar, minat dan kekuatan membacaku masih ada, hanya saja jiwaku sedang haus akan tulisan yang lebih rumit dan memperkaya batin,..
yah, saya cuma sedang menyelami animo warga bumi yang sedang mengarah pada sesuatu yang bersifat spiritual...
-dan buku ini, menyejukkan dahaga itu...--
Salah satu gagasan yang sangat kusukai dari buku ini adalah, ia menata ulang teori segitiga cinta oleh Robert J. Sternberg menjadi sesuai dengan kaidah islam.
segitiga cinta Robert terdiri atas:
1. Keintiman
2. Gairah, dan
3. Komitmen
1. Keintiman, adalah elemen emosi yg di dalamnya terdapat kehangatan, keakraban, dan hasrat menjalin hubungan.
gejalanya itu dapat berupa perasaan bahagia ketika dekat dengan seseorg, menikmati cakap-cakap dengannya sampai waktu yg lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu, dan keinginan untuk saling bergandeng tangan atau merangkul bahu.
2. Gairah, adalah elemen motivasional yagn didasai oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual.
3. Komitmen, adalah elemen kognitif, berupa keputusan dan tekad unuk secara tetap dan sinambung menjalankan suatu kehidupan bersama.
Ia menjelaskan, segitiga ini harus lah lengkap, sehingga seseorg betul-betul dapat dikatakan telah jatuh cinta.
contohnya,
Jika yang ada itu hanya keintiman dan komitmen, maka itu bukan cinta, melainkan hanya sebuah persahabatan.
jika yang ada itu hanya keintiman dan gairah, tanpa komitmen, maka itu hanya romantisme.
jika yg ada hanya komitmen,tanpa intimasi dan gairah, maka itu adalah kekosongan...
dan seterusnya...
Nah, uniknya, Jika tahapan cinta Robert dimulai dengan keintiman, berlanjut menjadi gairah, dan berakhir dengan komitmen, maka tahapan jalan cinta para pejuang justru dimulai dengan komitmen, berlanjut pada intimasi, dan dilengkapi oleh gairah.
Lah? itu kan sama aja bhw kita, mending nikah dulu baru pacaran?iya kan?
wah, kucing dalam karung dong?
Wow wow...jangan salah dulu, Teori ini juga didukung oleh penelitian para ilmuan terhadap zat cinta pada keluarga Emily Grillot dan istrinya,,
Sebenarnya, apa yang mmbuat prnikahan mereka sudah bertahan selama 58 tahun, dan menghasilkan 20 anak serta 77 cucu??
Rahasia cinta mereka singkat saja:
"ini adalah komitmen dan perhatian di antara kami kepada yang lain. beberapa orang menyebutnya cinta.."
yap, dari situlah cinta harusnya bermula, dari sebuah komitmen,
komitmen adalah ikrar kerelaan berkorban,
ia memberi, bukan meminta...
ia berinisiatif, tanpa menunggu...
dan ia memahami, bukan menuntut...
Wallahu'alam.
oleh Salim A.Fillah
sebuah pengantar advance buat para pejuang cinta...
Sungguh Luar biasa buku dengan ketebalan 340 halaman ini, aku baru saja membaca beberapa halaman, mataku rasanya jadi lekat selekat-lekatnya bagi setiap bait kata-kata yang mengalir deras dari isi pikiran sang penulis. Sungguh deras, sederas aliran air di perbatasan air terjun dan sungai...
Gagasan-gagasannya yang sungguh kaya hikmah,membuat aku terbius oleh setiap kata-katanya.
Sudah sekian lama aku tdk menemukan buku yang begitu powerful seperti buku ini.
mengapa? alasannya mudah, seperti kata paman saya,
"seseorang yang beranjak dewasa, akan semakin sulit menyelesaikan sebuah bacaan"
mungkin kalian akan bingung,
"lhoh? kenapa? apakah karena kemalasan?atau berkurangnya daya tahan mata dalam membaca?"
kalau begitu, dengarkan pamanku melanjutkan,
"karena seorang yang dewasa, sudah terlalu banyak membaca buku dan menuai pengalaman, sehingga terkadang, ia akan menghentikan bacaannya, saat ending dari buku itu mulai dapat ia tebak, atau ia sudah terlalu bosan membaca kisah atau menarik hikmah dari yang sama..."
yup, itulah kalimat ter pas, yang kurasakan telah melanda minat bacaku beberapa bulan terakhir, malas membaca sesuatu yang monoton...
Awalnya, sering aku mengeluh, dan mengutuk diri sndiri yang bahkan tidak mampu menghabiskan novel yang kata-orang best seller dan luar biasa bagus. tetapi sungguh, setelah membaca buku JCPP ini, aku sadar, minat dan kekuatan membacaku masih ada, hanya saja jiwaku sedang haus akan tulisan yang lebih rumit dan memperkaya batin,..
yah, saya cuma sedang menyelami animo warga bumi yang sedang mengarah pada sesuatu yang bersifat spiritual...
-dan buku ini, menyejukkan dahaga itu...--
Salah satu gagasan yang sangat kusukai dari buku ini adalah, ia menata ulang teori segitiga cinta oleh Robert J. Sternberg menjadi sesuai dengan kaidah islam.
segitiga cinta Robert terdiri atas:
1. Keintiman
2. Gairah, dan
3. Komitmen
1. Keintiman, adalah elemen emosi yg di dalamnya terdapat kehangatan, keakraban, dan hasrat menjalin hubungan.
gejalanya itu dapat berupa perasaan bahagia ketika dekat dengan seseorg, menikmati cakap-cakap dengannya sampai waktu yg lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu, dan keinginan untuk saling bergandeng tangan atau merangkul bahu.
2. Gairah, adalah elemen motivasional yagn didasai oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual.
3. Komitmen, adalah elemen kognitif, berupa keputusan dan tekad unuk secara tetap dan sinambung menjalankan suatu kehidupan bersama.
Ia menjelaskan, segitiga ini harus lah lengkap, sehingga seseorg betul-betul dapat dikatakan telah jatuh cinta.
contohnya,
Jika yang ada itu hanya keintiman dan komitmen, maka itu bukan cinta, melainkan hanya sebuah persahabatan.
jika yang ada itu hanya keintiman dan gairah, tanpa komitmen, maka itu hanya romantisme.
jika yg ada hanya komitmen,tanpa intimasi dan gairah, maka itu adalah kekosongan...
dan seterusnya...
Nah, uniknya, Jika tahapan cinta Robert dimulai dengan keintiman, berlanjut menjadi gairah, dan berakhir dengan komitmen, maka tahapan jalan cinta para pejuang justru dimulai dengan komitmen, berlanjut pada intimasi, dan dilengkapi oleh gairah.
Lah? itu kan sama aja bhw kita, mending nikah dulu baru pacaran?iya kan?
wah, kucing dalam karung dong?
Wow wow...jangan salah dulu, Teori ini juga didukung oleh penelitian para ilmuan terhadap zat cinta pada keluarga Emily Grillot dan istrinya,,
Sebenarnya, apa yang mmbuat prnikahan mereka sudah bertahan selama 58 tahun, dan menghasilkan 20 anak serta 77 cucu??
Rahasia cinta mereka singkat saja:
"ini adalah komitmen dan perhatian di antara kami kepada yang lain. beberapa orang menyebutnya cinta.."
yap, dari situlah cinta harusnya bermula, dari sebuah komitmen,
komitmen adalah ikrar kerelaan berkorban,
ia memberi, bukan meminta...
ia berinisiatif, tanpa menunggu...
dan ia memahami, bukan menuntut...
Wallahu'alam.